lebih awal terbuka mata.... 
dan menyambut salam sang fajar..
racuni sikap manusiawinya...
adalah kisah berat akan sesudahnya...
tanpa dapat akui...
bahwa esok hari dapat mengikuti dengan pasti...
dalam cerita jalan-jalannya...
menerkam ....
penuh ambisi puas dalam dada...
menghakimi...
penuh congkak akan nada tinggi pencapainnya...
terjerat goda....
tertanam dalam lajurnya...
tak dapat terlihat...
tertutup rona topeng penghias permata...
menjadi harga besarkan mata...
hanya dapat terasa....
dengan pasti menusuk hati...
memerah pudar termakan darah tak bernoda..
benarkan dri...
salahkan yang mengamati...
posisikan diri tertinggi,,,,
menduduki rendah dalam rangkulnya...
tiada tampak awan dilangit... terhalang payung kilau emas dalam pencitraan sandangnya...
dan menyambut salam sang fajar..
racuni sikap manusiawinya...
adalah kisah berat akan sesudahnya...
tanpa dapat akui...
bahwa esok hari dapat mengikuti dengan pasti...
dalam cerita jalan-jalannya...
menerkam ....
penuh ambisi puas dalam dada...
menghakimi...
penuh congkak akan nada tinggi pencapainnya...
terjerat goda....
tertanam dalam lajurnya...
tak dapat terlihat...
tertutup rona topeng penghias permata...
menjadi harga besarkan mata...
hanya dapat terasa....
dengan pasti menusuk hati...
memerah pudar termakan darah tak bernoda..
benarkan dri...
salahkan yang mengamati...
posisikan diri tertinggi,,,,
menduduki rendah dalam rangkulnya...
tiada tampak awan dilangit... terhalang payung kilau emas dalam pencitraan sandangnya...
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar